BAHAYA PENCEMARAN MERKURI DI LINGKUNGAN PERAIRAN

BAHAYA PENCEMARAN MERKURI DI LINGKUNGAN PERAIRAN


Masalah pencemaran yang terjadi di lingkungan pesisir dan laut kini menjadi topik perbincangan yang serius. Pencemaran yang semakin tidak terkendali di daerah pesisir telah menyebabkan ter-degradasinya sumber daya perikanan dan sumber daya pesisir lainnya yang penting bagi manusia.
Hasil-hasil penelitian melaporkan bahwa pencemaran di daerah pesisir dan laut telah mempengaruhi kematian spesies laut, mengancam kesehatan manusia dan berpotensi juga merusak fungsi ekosistem laut secara permanen. (Sindermann, 2006)
Salah satu bahan pencemar yang sangat ditakuti adalah logam berat. Logam berat adalah unsur-unsur yang memiliki nomor atom 22–92 pada periode 3 sampai dengan 7 dalam Sistem Periodik Unsur.
Logam berat secara biologis dapat digolongkan menjadi dua.
Golongan pertama adalah logam berat esensial berupa logam yang dibutuhkan oleh tubuh untuk mendukung proses metabolisme (seperti: besi, mangan, nikel, seng).
Golongan kedua adalah logam berat non esensial yang berpotensi memiliki sifat toksik di dalam tubuh meskipun keberadaannya hanya dalam konsentrasi rendah (seperti: merkuri, kadmium, arsen, timbal, perak, aluminium).
Merkuri (Hg) Merkuri merupakan salah satu logam berat yang paling berbahaya. Merkuri dengan nomor atom 80 dikenal juga sebagai “air raksa”, mempunyai simbol kimia Hg, yang merupakan singkatan dari bahasa Yunani “Hydrargyricum” yang berarti cairan perak.
Merkuri (Hg) merupakan salah satu dari jenis logam berat yang memiliki efek toksik paling berbahaya bersama dengan timbal (Pb) dan kadmium (Cd). (McLusky & Elliott (2004)
Cd, Pb, dan Hg dikenal sebagai the big three heavy metal (= tiga logam berat paling berbahaya) dengan tingkat toksisitas tertinggi pada kesehatan manusia. (Widle & Benemann, 1993) WHO juga memasukkan merkuri sebagai 10 daftar bahan kimia yang paling berbahaya bagi tubuh manusia.
Merkuri dianggap sebagai logam berbahaya karena sebagai ion atau dalam bentuk senyawa tertentu mudah diserap ke dalam tubuh. Di dalam tubuh, merkuri dapat menghambat fungsi dari berbagai enzim bahkan dapat menimbulkan kerusakan sel.
Sumber Pencemaran Logam Merkuri Kehadiran logam berat Hg di lingkungan dapat terjadi melalui aktivitas gunung berapi, pelapukan batuan, dan sebagai akibat dari aktivitas manusia. Namun, pencemaran merkuri di perairan laut lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia dibanding faktor alami.
Karena meskipun kehadiran merkuri dapat terjadi secara alami tetapi kadarnya sangat kecil. Mayoritas merkuri yang ada di lingkungan berasal dari kegiatan antropogenik, seperti kegiatan: pertambangan, pembakaran bahan bakar fosil, pabrik pengolahan kertas, emisi smelter, dsb.
Dalam kegiatan pertambangan, emas digunakan dalam dua tahap.
Tahap pertama adalah digunakan pada saat proses pemisahan emas dari material lainnya. Pada saat ini material tanah yang telah terkontaminasi merkuri apabila dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan pencemaran merkuri.
Pada tahap kedua, merkuri digunakan dalam proses pemurnian emas. Dalam proses pemurnian emas dengan proses pemanasan, apabila wadah yang digunakan merupakan wadah terbuka, maka uap merkuri dapat menguap ke atmosfer. Pada saat hujan turun, kemungkinan air hujan terkontaminasi merkuri akan sulit dihindari.
Dampak Merkuri pada Lingkungan dan Biota Perairan Merkuri dapat berada dalam 3 bentuk, yaitu: metal (logam), senyawa-senyawa anorganik, dan senyawa organik. Merkuri dan turunannya sangat beracun, sehingga kehadirannya di lingkungan perairan dapat sangat merugikan.
Pengaruh pencemaran merkuri terhadap ekologi bersifat jangka panjang, yaitu meliputi kerusakan struktur komunitas, gen, jaringan makanan, tingkah laku, dan fisiologi hewan air.
Di lingkungan, merkuri yang terdapat dalam limbah di perairan umum diubah oleh aktifitas mikro organisme menjadi komponen methyl merkuri (senyawa organik) oleh mikroorganisme.
Methyl merkuri memiliki daya racun tinggi, sukar terurai dibandingkan zat asalnya dan memiliki daya ikat yang tinggi pada jaringan tubuh, terutama pada biota perairan. Oleh karena itu, konsentrasi merkuri biasanya ditemukan lebih tinggi pada biota perairan dibandingan hewan darat.
Masuknya methyl mercury ke tubuh ikan atau biota perairan lainnya dapat terjadi melalui proses penyerapan air melalui insang dan proses rantai makanan, kemudian terakumulasi melalui proses bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam jaringan tubuhnya.
Mason CF dalam Martono (2005) mengemukakan bahwa sekitar 95 persen methyl mercury yang masuk ke dalam tubuh akan diserap oleh usus dan hanya kurang dari 1 persen yang dikeluarkan lagi dari dalam tubuh.
Sehingga, ikan predator besar lebih mungkin untuk memiliki tingkat merkuri yang tinggi sebagai akibat dari proses memakan ikan kecil yang telah terkontaminasi merkuri melalui konsumsi plankton.
Merkuri yang diakumulasi dalam tubuh hewan air akan merusak sistem enzimatik, yang berakibat dapat menimbulkan penurunan kemampuan adaptasi bagi hewan yang bersangkutan terhadap lingkungan yang tercemar tersebut.
Pada ikan, organ yang paling banyak mengakumulasi merkuri adalah ginjal, hati dan lensa mata. Hasil pemaparan logam merkuri yang diujikan pada beberapa jenis ikan mengungkapkan bahwa setiap jenis dan spesies ikan mempunyai tingkat sensitivitas yang berbeda, tergantung pada aktivitas biota tersebut.
Hasil-hasil penelitian melaporkan juga bahwa bahwa merkuri dapat menggumpalkan lendir pada permukaan insang dan merusak jaringan insang sehingga ikan mati.
Adanya luka pada insang dan struktur jaringan luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang disebabkan oleh proses anoxemia, yaitu terhambatnya fungsi pernapasan yakni sirkulasi dan eksresi dari insang.
Huckabee dan Griffith (1974) mengemukakan bahwa kadar 0,001 ppm merkuri dan selenium dapat mereduksi dalam kantong telur ikan mas (Cyprinus carpio). Widodo (1980) mengatakan bahwa akumulasi merkuri dalam tubuh biota laut juga terpusat pada organ tubuh yang berfungsi untuk reproduksi, sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan kehidupan biota laut terutama dalam mengembangkan keturunannya.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Alat Tangkap Tradisional: BUBU

Mengenal Fermentasi Ikan: Wadi

Beberapa golongan ikan berdasarkan cara makannya