PEMELIHARAAN IKAN PATIN DAN IKAN NILA DI KOLAM


PEMELIHARAAN IKAN PATIN DAN IKAN NILA DI KOLAM



PENDAHULUAN
Ikan Patin (Pangasius sp) merupakan ikan yang  terbiasa hidup di sungai-sungai besar yang arusnya  tidak begitu deras dan dapat hidup di air yang tenang (danau/kolam/genangan air lainnya) tahan terhadap kekeruhan dan kandungan oksigen terlarut yang relatif rendah sedangkan ikan Nila (Oreochrimis sp) suka hidup di perairan yang dangkal, dan ikan ini dapat menyesuaikan diri terhadap air payau (banyu hanta/danum bakahing).
Dewasa ini ikan Nila dan Patin mulai dipelihara dan dikembangkan di Kabupaten Kapuas dan sekitarnya, karena pertumbuhan yang relatif cepat dan tingkat kelangsungan hidup selama masa pemeliharaan cukup tinggi (Patin ± 90 % dan Nila ± 80 %) serta mudah memasarkannya. Bahkan apabila di panen sekitar bulan Oktober sampai dengar bulan April harganya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan lainnya.
·         membahayakan bagi kehidupan ikan (contohnya air deterjen, minyak, dll).
·         Tanah yang baik untuk lokasi kolam adalah yang berjenis liat atau lempung dengan sedikit kandungan pasir untuk menaban massa air yang besar dan supaya tidak mudah bocor. Tanah gambut dapat juga dipergunakan sepanjang dapat mengendalikan massa air dengan membuat tanggul yang lebar.
·         Lokasi kolam dekat dengan tempat tinggal untuk memudahkan dalam pemeliharaan/pengawasan serta harus terbebas dari banjir dan tersedia sarana transportasi untuk memudahkan pemasaran dan mendatangkan bibit atau makanan ikan.

Membuat Kolam

Membuat kolam harus memperhatikan hal-­hal sebagai berikut :
-          Bentuk kolam sehaiknya empat persegi panlang untuk dapat memudahkan sirkulasi air di dalam kolam sehingga ketersediaan oksigen terlarutnya lebih banyak, namun dapat pula berbentuk segi empat atau bulat sekalipun.
-          Kedalaman air kolam berkisar antara 75 ‑ 150 cm dan minimal 60 cm air yang tersisa ketika musim kemarau.
Lokasi pematang kolam sekurangnya bagian atas 100 ‑ 300 cm dan bagian bawah 150 ‑ 350 cm 
dengan ketinggian dari dasar kolam berkisar 200 ‑ 300 cm dan sisi pemtang dibuat miring kurang lebih 450 untuk mencegah longsor.
-          Pematang kolam dilengkapi saluran masuk dan saluran keluar dengan memakai saringan yang halus untuk mencegah masuknya hama ikan peliharaan (seperti ikan Gabus/Haruan/Behau dan lain-lain).

Persiapan Kolam

Untuk mempersiapkan kolam supaya dapat ditebarkan bibit ikanPatin atau Nila harus diperhatikan hal‑hal sebagai berikut:
-          Kolam dikeringkan dahulu untuk membasmi hama penyakit ikan dan biarkan selama ± 1 minggu sampai tanah dasar kolam benar‑benat kering, kalau tidak mungkin dikeringkan maka harus dapat dipastikan kalau hama tidak berada di dalam kolam.
-           Tebarkan kapur dolomit dengan dosis 500 ‑ 1.000 gr/m2 sampai di bagian atas pematang kolam, dan tebarkan pula pupuk kandang (kotoran ayam/Itik/sapi/kerbau dan lain‑lain) dengan dosis 150 ~ 250 gr/M2 Secara merata.
Kolam diisi dengan air 10 - 20 cm dan biarkan selama ±
-          gr/m2 sampai di bagian atas pematang kolam, dan tebarkan pula pupuk kandang (kotoran ayam/Itik/sapi/kerbau dan lain‑lain) dengan dosis 150 ~ 250 gr/M2 Secara merata.
-          Kolam diisf dengan air 10 - 20 cm dan biarkan selama ± 1 minggu kemudian ditambahkan air sesuai ketinggian yang diinginkan (75‑ 150 cm) dan biarkan selama ± 1 minggu; baru bibit ikan Patin/Nila dapat ditebarkan.
-          Kalau masih terdapat hama (musuh ikan peliharaan dari) maka bibit ikan ditampung dulu di dalam hapa selama ± 2 ‑ 4 minggu sampai berukuran besar yang tidak mungkin dimakan atau diganggu oleh ikan tadi.

Pemeliharaan

Padat penebaran bibit ikan Patin di kolam adalah 10 - 15 ekor/m2 dengan ukuran bibit 2 ‑ 3 inchi sedangkan ikan Nila 8 ‑ 10 ekor/m2 dengan ukuran bibit 3 ‑ 5 cm; penebann dilakukan pada paqi atau sore hari melalui proses aklimatisasi yaitu penyesuaian suhu air dengan cara perendaman wadah bibit ke dalam air kolam selama ± 10 menit, baru bibit ikan dikeluarkan dari wadahnya secara perlahan.

Dengan terlebih dahulu mencampur air dari dalam kolam dengan air dalam wadah bibit selama ± 10 menit sambil direndam di dalam kolam.
Makanan utama yang diberikan untuk ikan Patin/Nila adalah pakan buatan dengan kandungan protein berkisar antata 28 ‑ 34%; dengan jumlah pakan yang diberikan 3 – 5 % dari berat total ikan di dalam kolam perhari dengan frekuensi pemberian makanan 2 i 3 kali.
Lama pemeliharaan ikan Patin/Nila adalah 6 ‑ 7 bulan dengan berat hasil panen mencapai 750 ‑ 1.000 gr/ekor untuk ikan Patin dan 150 ‑ 300 gr/ekor (4 ‑ 6 ekor/kg) untuk ikan Nila.

SeIama masa pemeliharaan perlu diawasi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit; cara yang paling aman untuk mengendalikan hama adalah secara langsung menangkap hewan liar/hama atau mencegahnya masuk ke dalam kolam. Sedangkan penyakit ikan dapat dicegah dengan pengapuran yang seimbang untuk mempertahankan kualitas air serta senantiasa diupayakan suhu air di dalam kolam tidak kurang dari 280C.

Panen

Prinsip pemanenan adalah menangkap ikan dari kolam yang sudah mempunyai ukuran sesuai dengan permintaan konsumen, apakah dipanen keseluruhan atau sebagian yang ukuran beratnya sesuai persyaratan, panen diiakukan dengan cara menurunkan tinggi air untuk memudahkan penangkapan ikan dengan alat tangkap ataupun jaring yang ditarik secara perlahan dengan tenaga sebanyak 2 (4ua) orang, Kemudian hasil panen ditampung pada tempat yang sudah disediakan
terlebih dahulu untuk dijual kepada konsumen.


----------------------------------------------- semoga sukses --------------------------------------------------------

INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:

DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS 

Jl. Brigdjen Katamso No.   Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas

Propinsi Kalimantan Tengah 74511

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI


Contact Person

NELA KARTIKARINI, S.Pi

HP: 081251960907

Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/




  

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Alat Tangkap Tradisional: BUBU

Mengenal Fermentasi Ikan: Wadi

Beberapa golongan ikan berdasarkan cara makannya