PEMIJAHAN INTENSIF PADA IKAN NILA
PEMIJAHAN INTENSIF PADA IKAN NILA
PENDAHULUAN
Metoda ini dilakukan pada kolam yang didesain
sedemikian rupa sehingga setelah pemijahan selesai dapat dipisahkan antara
induk jantan, induk betina dan larva ikan dalam kolam yang berbeda, dengan
demikian pemanenan larva relatif mudah dilakukan dan induk akan lebih produktif
karena tidak sering terganggu yang dapat menimbulkan stres dan kematian pada
induk.
1.
Persiapan
kolam
Kolam pemijahan dibuat dari pagar bambu yang
bersekat-sekat antara kolam jantan, kolam betina dan kolam larva. Kolam induk
jantan (lingkaran I) hanya dapat dimasuki ikan betina yang berukuran lebih
kecil dari ikan jantan, kolam induk betina (lingkaran II) hanya dapat dilalui larva
sedang induk betina tidak dapat keluar dari sekat, dan kolam larva (III) untuk
menangkap larva yang dihasilkan. Pengolahan dasar kolam dilakukan seperti pada
persiapan kolam pemijahan alami.
2.
Proses
pemijahan
Apabila konstruksi kolam berbentuk lingkaran dengan
diameter kolam I adalah 4 meter dan kolam II adalah 10 meter, serta luas kolam
III adalah 44 meter persegi, maka padat penebaran induk adalah antara 250 - 300
ekor induk betina bobot ± 250 gr/ekor dan 40 ekor jantan bobot > 500
gr/ekor. Induk ikan pada saat pemijahan menempati kolam I. Setelah proses pemijahan
berlangsung dan telur telah menetas, induk betina akan keluar dari kolam I ke
kolam II untuk mengasuh anaknya. Di kolam II ini larva tumbuh sampai ukuran ± 1
cm, selanjutnya larva akan masuk ke kolam III, sedangkan induk betina tetap
pada kolam II karena ada sekat. Kolam III hanya dapat di masuki oleh larva dari
kolam II ke kolam III, larva akan terusir dari kolam II, karena terganggu oleh
induk betina yang ada.
3.
Pemeliharaan
Pemeliharaan induk dilakukan dengan pemberian pakan
tambahan 3 - 6 % perhari dari bobot ikan. Pemberian pakan dilakukan sesuai yang
dibutuhkan oleh induk dan larva.
A. Penetasan
Telur
Pada ikan nila yang telurnya akan ditetaskan pada
corong penetasan harus dilakukan pemanenan telur. Pemanenan telur ikan nila ini
dilakukan pada hari ke 9. Pemanenan dilakukan dengan cara mengambil telur dari
mulut induk betina ikan nila. Sebelum pemanenan terlebih dahulu permukaan air
kolam diturunkan sampai ketinggian 10 - 20 cm. Jika pemijahan dilakukan di hapa
(waring), maka caranya adalah dengan menarik salah satu ujung hapa ke salah
satu sudut hapa. Dengan hati-hati untuk menghindari induk mengeluarkan telur.
Karena induk ikan nila jika merasa dalam bahaya atau terdesak akan mengeluarkan
telur di sembarang tempat. Hal ini akan menyulitkan dalam mengumpulkan telur
ikan nila.
Pengambilan telur ikan nila dilakukan dengan
menangkap induk satu persatu. Penangkapan induk dilakukan menggunakan seser
kasar dan seser halus. Kedua seser ini digunakan pada saat bersamaan. Seser
kasar berfungsi untuk menangkap induk
sedangkan seser halus berfungsi untuk menampung telur ikan. Seser kasar
terletak terletak dibagian bawah. Pada saat menangkap induk dilakukan dengan
hatihati agar telur tidak dikeluarkan. Cara mengambil telur dari induk betina
yaitu dengan memegang bagian kepala ikan. Pada saat bersamaan salah satu jari
tangan membuka mulut dan tutup insang. Selanjutnya tutup insang di siram air
sehingga telur keluar melalui rongga mulut. Selanjutnya telur-telur tersebut
ditampung dalam wadah. Hal yang perlu diperhatikan adalah menghindari gerakan
induk sekecil mungkin agar telur yang telah keluar tidak berserakan. Induk yang
telah diambil telurnya dan yang belum memijah dikembalikan ke kolam pemeliharaan
induk. Telur pada wadah
penampungan
jangan terkena sinar matahari langsung dan diupayakan telur selalu bergerak.
Telur yang terlalu lama diam serta kena sinar matahari langsung dapat
menimbulkan kematian. Selanjutnya sebelum dimasukkan ke corong tetas, telur
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran berupa lumpur, lumut, sisa pakan dan
sebagainya. Telur yang telah bersih dari kotoran dapat dimasukkan ke dalam
corong penetasan.
Pelepasan telur terjadi dalam beberapa kali dalam
waktu beberapa menit. Waktu yang diperlukan untuk pemijahan tidak lebih dari 10
- 15 menit. Sekali bertelur, induk ikan nila dapat mengeluarkan telur sebanyak
300 - 3000 butir, tergantung besar dan berat induk ikan betina. Induk muda yang
pertama kali bertelur kemampuannya masih sedikit. Makin tua umurnya, makin
tinggi/banyak produksi telurnya. Induk yang terlalu tua juga mulai menurun
produksi telurnya serta kurang baik mutu anak-anaknya. Sebaiknya induk ikan
nila dipijahkan hanya selama 2 tahun saja, kemudian diganti dengan induk yang
baru. Telur yang telah dibuahi lalu dipungut oleh induk betina dan dikulum di
dalam rongga mulut untuk dieramkan. Telur ikan yang dibuahi diameternya kurang
lebih 2,8 mm. Selama mengerami telurnya, induk betina tidak pernah makan
sehingga badannya kurus. Pengeraman terjadi selama 2-3 hari, dan setelah
menetas larva masih dijaga oleh induknya selama 6-7 hari. Ukuran burayak/larva
yang baru menetas antara 0,9 - 10 mm. Burayak yang masih ada dalam mulut
induknya mengisap telur kuning yang ada pada tubuhnya selama 4 - 5 hari.
B.
Pemanenan Benih
Kegiatan pemanenan benih meliputi persiapan
penampungan benih, pengeringan kolam, penangkapan benih dan pengangkutan.
Pemanenan benih ikan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari.
Hasil panen benih ikan terdiri dari berbagai ukuran
sesuai dengan tahapan pembenihan. Hasil dari pendederan berupa benih ikan yang
panjangnya 2-3 cm. Pembenihan tahap I menghasilakn benih berukuran 6-8 cm
dengan berat 8-10 g/ekor. Pembenihan tahap II menghasilkan benih yang berukuran
10-12 cm dengan berat 30-50 g/ekor dan tahap III menghasilkan benih yang
berukuran 16-18 cm dengan berat ± 100 g/ekor (Suyanto, 2010).
Penangkapan benih dilakukan dengan cara ditangkap
dengan sekup net besar atau waring. Setelah ditangkap larva dinilaukan kedalam
ember dan ditampung dalam hapa halus yang dipasang dikolam tersebut. Saat itu
juga larva harus ditebar dikolam pendederan (Arie, 2000).
Menurut Fatimah (2010), pemanenan ikan nila dapat
dilakukan dengan dua cara, antar lain :
1.
Panen
total
Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam
hingga ketinggian air tinggal 10 cm. Petak pemanenan (penangkapan) dibuat
seluas 1 m² di depan pintu pengeluaran sehingga memudahkan dalam penangkapan
ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan
waring atau scoopnet yang halus. Lakukan secepatnya dan hati – hati agar
ikan tidak terluka.
2.
Panen
sebagian atau panen selektif
Panen
selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan yang akan di panen dipilih
dengan ukuran tertentu. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan waring yang di
atasnya telah ditaburi umpan (dedak). Ikan nila yang tidak terpilih sebaiknya
dipisahkan dan diberi obat dengan larutan malachite green 0,5 – 1,0 ppm selama
1 jam sebelum dikembalikan ke kolam (karena biasanya terluka akibat jaring).----------------------------------------------- semoga sukses --------------------------------------------------------
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso
No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74511
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
Contact Person
NELA
KARTIKARINI, S.Pi
HP: 081251960907
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
Comments
Post a Comment