MENGENAL MAGGOT SEBAGAI PAKAN ALAMI IKAN
MENGENAL MAGGOT SEBAGAI PAKAN ALAMI IKAN
PENDAHULUAN
Harga pelet yang
terus melambung bagaikan buah simalakama bagi pembudidaya ikan.
Di satu sisi pelet menjamin ukuran konsumsi tercapai dalam waktu singkat. Di
lain pihak harga yang tinggi Rp. 250.000-280.000 per 30 kg membuat keuntungan
peternak berkurang jauh, bahkan di daerah yang
memiliki jangkauan yang jauh, harga pakan ikan bias melambung mencapai Rp.
360.000. Karena memang biaya pakan pelet dalam budidaya
ikan menyerap 80% ongkos produksi.
Keberhasilan usaha budidaya ikan umumnya sangat
ditentukan oleh penyediaan pakan alami yang sesuai dengan kualitas, kuantitas,
dan ketepatan dalam pemberian.
Pemanfaatan teknologi dalam
memberikan solusi atau
alternatif pemecahan masalah pelaku dengan
pemberdayaan bahan baku lokal yang berharga murah secara optimal dengan melihat nilai-nilai
ekonomis dari komoditas yang ada, salah
satunya yaitu budidaya maggot sebagai alternatif pengganti pakan
ikan pabrik. Budidaya Maggot diharapkan bisa membantu memecahkan
kendala harga pakan yang mencekik leher para pembudidaya ikan.
Maggot adalah istilah dalam bahasa
Inggris yang berarti larva. Berbeda
dengan belatung yang hidup dari daging busuk, maggot ini hidup dari bungkil kelapa sawit. Oleh karena itu
pengembangan maggot banyak dicobakan disekitar sentra-sentra perkebunan kelapa
sawit. Pengembangan maggot ini sendiri dilakukan dengan bantuan lalat bunga
yang dikenal dengan nama “Black Soldier” (Hermetia illucens).
Lalat yang berwarna hitam ini berbeda dengan lalat
lainnya yang terkenal jorok. Lalat jenis ini merupakan lalat bunga yang
mempunyai sifat menghisap madu bunga dan mengkonsumsi bungkil kelapa secara
bergerombol. Proses pembuatan maggot
tidak
membutuhkan waktu yang panjang. Yang
membuat lama adalah proses fermentasinya. Proses ini memerlukan waktu sekitar 2 minggu.
Sekilas
prosesnya adalah sebagai berikut:
- Bungkil kelapa dihaluskan dengan cara digiling.
- Bungkil difermentasikan dengan bantuan campuran air dan daging tidak terpakai atau dapat menggunakan limbah jeroan. Campuran terdiri dari 50 kg bungkil kelapa dengan 75 liter air dan 25 kg limbah jeroan.
- Bahan yang difermentasikan tadi diletakkan di tempat terbuka untuk menarik perhatian lalat bunga agar bertelur di atas fermentasi bungkil kelapa tersebut.
- Kemudian biarkan telur-telur lalat buah tersebut menetas menjadi larva (maggot).
- Kita dapat menambahkan lagi bungkil kelapa untuk asupan makanan bagi maggot.
Pemanenan
maggot dilakukan dengan cara menyemprotkan air pada fermentasi tadi sehingga
maggot akan terpisah dengan bungkilnya.
Perlu diperhatikan bahwa untuk memproses maggot menjadi tepung atau saat memberikan kepada ikan, harus dilakukan sebelum maggot berumur 8 hari. Mengapa? Hal ini karena daur hidup maggot sebelum menjadi lalat dewasa hanyalah 8 hari.
Sumber: https://ndkbluefin89.wordpress.com/2016/02/18/apa-itu-maggot/
-------------------------------------------- semoga sukses --------------------------------------------------
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74514
Contact Person:
NELA KARTIKARINI, S.Pi
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
INFORMASI LEBIH LANJUT DAPAT MENGHUBUNGI:
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74514
Contact Person:
NELA KARTIKARINI, S.Pi
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
Comments
Post a Comment