STRATEGI SINGKAT PEMBENIHAN: IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM AIR PAYAU
STRATEGI SINGKAT PEMBENIHAN:
IKAN NILA (Oreochromis
sp.) DI KOLAM AIR PAYAU
PENDAHULUAN
Ikan nila
memiliki kelebihan dibanding dengan jenis ikan budidaya yang lainnya yaitu
salah satunya adalah bahwa benih yang dihasilkan dalam kondisi payau akan
langsung mampu beradaptasi di air dengan kadar keasinan diatasnya.
Yang menakjubkan,
benih nila air asin mampu tumbuh sebaik saudaranya di air tawar. Keuntungan
lainnya, ikan nila yang dibesarkan di air laut tidak mampu kawin. Ini
menyebabkan ikan nila tidak terhambat pertumbuhannya karena kurangnya makanan
yang dibagi-bagi untuk anak dan cucu. Sebelum benih nila ditebar perlu dilakukan
aklimatisasi atau adaptasi terhadap lingkungan dan pakan (jika menggunakan
pakan pellet). Benih nila yang ditebar bisa 5-8 cm sampai 10-12 cm (tergantung
kesukaan calon pembudidaya).
STRATEGI PEMBENIHAN
Benih sebanyak 2
juta per ekor dapat diperoleh dari 2000 induk betina yang menghasilkan 1000
anak/induk.
Jumlah ini
sebenarnya bisa kita kurangi karena ikan nila dapat memijah 6-8 kali setahun.
Dengan memperhitungkan hal ini maka kita hanya membutuhkan induk ikan nila
betina sebanyak 333 ekor. Induk jantannya tak perlu banyak, cukup setengahnya
atau 167 ekor.
Induk betina
sebanyak 333 ekor dan jantan 167 ekor jika memijah 100% dengan jumlah pemijahan
6 kali memijah atau 80% dengan pemijahan 8 kali sudah mencukupi kebutuhan 2
juta benih nila per siklus. Dengan demikian, dibutuhkan 2 kali lipat induk
untuk memenuhi kebutuhan benih nila 2 siklus yakni 666 induk betina dan 333
induk jantan.
Dalam 1 siklus ,
induk sebanyak ini dapat memenuhi kebutuhan 33 ha tambak air payau. Sebelum
dilakukan pembenihan, harus dipastikan bahwa air tambak pembenihan tidak
melebihi 15 ppt, lebih baik jika dibawah 12 ppt.
Induk terlebih
dulu dipelihara dengan happa pematangan (10 m2). Kemudian secara
periodik induk dipilih yang birahi untuk dipijahkan di happa pemijahan (10 m2).
Induk yang telah memijah dimasukkan kembali ke happa pematangan.
Setelah kuning
telur habis, benih yang dihasilkan dikumpulkan untuk dipelihara dalam happa (10
m2) pendederan 1 selama 4 minggu (> 3 cm).
Lalu, benih dipindah ke happa (10 m2)
pendederan 2 selama 4 minggu (4 gram). Yang terakhir, benih dipelihara dalam
happa (10 m2) pendederan 3 selama 4 minggu (10 gram). Benih ukuran
akhir ini sudah dapat ditebar ke tambak air payau.
------------------------------------------------- semoga sukses ------------------------------------------
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso
No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74511
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
Contact Person
NELA
KARTIKARINI, S.Pi
HP: 081251960907
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
Comments
Post a Comment