TAHAP PERSIAPAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA
TAHAP PERSIAPAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA IKAN NILA
Ikan nila
merupakan salah satu komoditas penting perikanan budidaya air tawar di
Indonesia. Budidaya ikan nila disukai karena ikan nila mudah dipelihara, laju
pertumbuhan dan perkembangbiakannya cepat, serta tahan terhadap gangguan hama
dan penyakit.
Ada sejumlah
alasan mengapa ikan nila sangat digemari. Warna dagingnya putih bersih, kenyal,
dan tebal seperti daging ikan kakap merah. Rasanya pun netral (tawar), sehingga
mudah diolah untuk berbagai rasa masakan. Karena merupakan hasil budi daya,
pasokannya bisa diperoleh setiap saat tanpa terpengaruh musim.
Budidaya ikan
nila dilakukan di lahan kolam maupun lahan non-kolam. Untuk pemeliharaan di
kolam biasa ada tahap persiapan yang harus dilakukan.
TAHAP PERSIAPAN
LAHAN
Langkah
awal yang paling penting pada usaha budidaya pembesaran ikan nila adalah
mempersiapkan kolam yang akan digunakan sebagai sarana budidaya:
1. Sebelum benih ditebarkan, kolam harus
dikeringkan selama beberapa hari. Selama pengeringan tanah perlu dibolak-balik
agar gas-gas beracun seperti H2S dan NH3 dapat menguap.
2. Disamping itu perlu ada perbaikan pematang,
saluran air, pintu pemasukan dan pengeluaran. Hal ini dilakukan untuk mencegah
kebocoran yang menyebabkan hama masuk ke dalam kolam.
3. Langkah selanjutnya adalah
melakukan pengapuran dengan maksud untuk memberantas hama dan penyakit.
4. Untuk
menumbuhkan plankton, selanjutnya kolam perlu dipupuk dengan pupuk organik dan
anorganik. Pupuk organik yang biasa di gunakan adalah dari kotoran ternak
seperti kotoran sapi, kambing, kerbau ataupun ayam, sedangkan pupuk
anorganiknya adalah Urea dan TSP.
Seandainya tidak melakukan
kegiatan persiapan kolam sebelum benih ditebarkan. Artinya, setelah panen
selesai dilakukan, benih ikan kemudian langsung ditebarkan (masa pemeliharaan
di kolam pembesaran selama 4 bulan). Pertimbangannya adalah dengan debit air
yang cukup besar dan mengalir sepanjang tahun, maka sisa kotoran hasil
metabolisme dan sisa pakan akan keluar
sehingga kualitas air tetap
terjaga. Dengan demikian muncul anggapan tidak perlu melakukan pengeringan
kolam. Meskipun ada sisi baiknya, namun sumber air tersebut miskin plakton,
sementara kandungan nitrogen, besi, dan logam beratnya tinggi. Hal ini dapat
menyebabkan pertumbuhan ikan yang dibudidayakan terganggu dan menimbulkan
penyakit non infeksi.------------------------------------------------- semoga sukses ------------------------------------------
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso
No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74511
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
Contact Person
NELA
KARTIKARINI, S.Pi
HP: 081251960907
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
Comments
Post a Comment