METODE PENANGKAPAN IKAN RAMAH LINGKUNGAN
METODE PENANGKAPAN IKAN RAMAH
LINGKUNGAN
Sebagai sebuah kota dengan kondisi geografis yang berbukit-bukit
dan dialiri banyak sungai, kabupaten Gunung Mas Propinsi Kalimantan Tengah
memiliki sumberdaya alam yang melimpah baik dari sektor perikanan, pertanian,
peternakan, perkebunan sampai aset pariwisata alam yang indah. Masyarakat
Kabupaten Gunung Mas sebagian besar menggantungkan hidup pada pemanfaatan
kekayaan alamnya, selain dari sektor perdagangan, jasa dan pariwisata yang
menggerakkan roda perekonomian kota.
Dalam
sektor perikanan, potensi yang dimiliki Gunung Mas ditopang dari bidang penangkapan, budidaya,
dan pengolahan hasil. Di bidang penangkapan yang terdiri dari penangkapan ikan
di sungai dan danau memegang peranan penting dalam menggerakkan
perekonomian rakyat, khususnya masyarakat yang bermukim di daerah aliran sungai
(DAS).
Beragam
alat tangkap yang biasa digunakan masyarakat sekitar sungai dalam menangkap
ikan, terpantau ada rawai, pukat, pancing, bubu, dan yang unik adalah “ ilar atau jabak “ . “ Ilar atau jabak “ yaitu sejenis alat tangkap pasif mirip bubu
berbentuk kubus yang terdiri atas kayu sebagai rangka, tali temali sebagai pengikat, dan
jaring sebagai selubungnya. Sepintas terlihat konstruksinya cukup sederhana,
waktu pembuatannya pun cukup 1 – 2 hari saja per “ ilar “, akan tetapi
hasil yang didapat bisa cukup memuaskan. Dalam sekali angkat dengan jangka
waktu 2 hari setelah “ ilar “ di labuhkan ke dalam sungai, dapat
memperoleh ikan rata-rata 2 – 10 kg terdiri dari beragam jenis ikan besar dan
kecil.
Ukuran
“ ilar “ sebesar 2m x 2m x 2,5m per unit , bahan - bahan yang digunakan yaitu kayu jenis ubah
sebanyak 16 batang, jaring ukuran 1,5” – 2” sebanyak 2kg, tali nilon
sebanyak 0,5 kg, total biaya pembuatannya sebesar 200 - 300 ribu rupiah per “ ilar “, tetapi
melihat hasil yang didapat, diperkirakan dalam waktu 1-2 minggu modal
pembuatannya sudah bisa kembali.
Pengoperasian
“ ilar “ tidaklah terlalu sulit , cukup diberi umpan berupa kelapa tua
setengah butir, ditenggelamkan di tepi sungai dengan kedalaman 3-5
meter, selanjutnya diikat ke batang-batang pohon yang tumbuh di sekitarnya
sehingga tidak hanyut. Mulut “ ilar “ diletakkan menghadap ke arah muara
sungai dengan harapan pada saat air surut ikan akan masuk ke dalam
“ ilar “ karena sifat ikan yang berenang melawan arus air. Setelah itu diamkan selama 2 hari sebelum
akhirnya “ ilar “ diangkat untuk mengambil hasilnya.
“
Ilar “ adalah sebuah model alat tangkap yang sangat ramah lingkungan, walaupun
dalam sebuah sungai diletakkan ratusan “ ilar “, akan tetapi tidak akan memusnahkan habitat
ikan dalam sungai tersebut, karena ia bersifat pasif dan selektif. Dalam arti hanya ikan – ikan dengan ukuran besar
saja yang akan tertangkap itupun karena ikan tersebut masuk sendiri dan tidak
dikejar secara aktif, sedangkan ikan yang masih kecil akan lolos dan
memiliki kesempatan untuk hidup dan berkembang di kemudian hari.
---------------------------------------------- semoga sukses ------------------------------------------------
Comments
Post a Comment