PEMIJAHAN ALAMI IKAN NILA
PEMIJAHAN ALAMI IKAN NILA
PENDAHULUAN
Ikan Nila dapat berkembang biak secara optimal pada
suhu 20 – 300C. Ikan nila bersifat mengerami telurnya di dalam mulut
sampai menetas kurang lebih 4 hari dan mengasuh larvanya ± 14 hari sampai larva
dapat berenang bebas diperairan, mengerami telur dan mengasuh larva dilakukan
oleh induk betina. Nila dapat dipijahkan setelah mencapai berat 100 gr/ekor.
Secara alami nila memijah pada sarang yang dibuat oleh ikan jantan di dasar
kolam, sehingga diperlukan dasar kolam yang berlumpur. Pemijahan ikan nila
berdasarkan pengelolaannya dibedakan beberapa sistim antara lain :
a.
Pemijahan secara tradisional
Pemijahan secara alami dapat dilakukan di kolam. Ikan nila membutuhkan
sarang dalam proses pemijahan. Sarang di buat di dasar kolam oleh induk jantan
untuk memikat induk betina tempat bercumbu dan memijah, sekaligus merupakan
wilayah teritorialnya yang tidak boleh diganggu oleh pasangan lain. Kegiatan
pemijahan alami meliputi antara lain :
1.
Persiapan kolam
Kolam pemijahan luasnya harus disesuaikan dengan
jumlah induk yang akan dipijahkan. Perbandingan jantan dan betina adalah 1 : 3
ukuran 250 - 500 gr perekor. Dengan padat penebaran 1 ekor/m2. Hal ini
berdasarkan sifat ikan jantan yang membuat sarang berbentuk kobakan didasar
kolam dengan diameter kira-kira 50 cm dan akan mempertahankan kobakan tersebut
dari ikan jantan lainnya. Kobakan tersebut akan digunakan ikan jantan untuk
memikat ikan betina dalam pemijahan. Oleh karena itu jumlah ikan jantan setiap
luasan kolam tergantung pada berapa banyak kemungkinan kobakan yang dapat dibuat oleh ikan jantan pada dasar kolam tersebut. Dinding kolam diupayakan kokoh dan tidak ada yang bocor agar mampu menahan air kolam. Kedalam air kolam 70 cm. Dasar kolam dilakukan pengolahan, pembuatan kemalir, pemupukan dan pengapuran.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menciptakan suasana dasar kolam berlumpur untuk pembuatan sarang dan meningkatkan kesuburannya agar cukup tersedia pakan alami untuk konsumsi induk dan larva hasil pemijahan.
Pemupukan dapat diberikan pupuk kandang, pupuk hijau dan pupuk buatan atau kombinasi dari ketiga macam pupuk tersebut. Pengapuran dilakukan untuk mengendalikan hama, penyakit dan parasit larva ikan serta meningkatkan kualitas air.
2.
Kualitas air
Kualitas air yang sesuai yaitu oksigen terlarut
> 5 ppm, pH > 5, suhu 20 -30 0C dan NH3 < 1 ppm. Untuk menciptakan
kondisi seperti tersebut, pengairan kolam harus dilakukan dengan pengaturan
yang baik.Air pemasukan terus menerus dialirkan dengan debit 2 - 5 liter/ menit untuk luasan kolam 200 2 m.
3. Pemberian pakan
Meskipun kolam telah di pupuk dan tumbuh subur pakan alami, pemberian pakan tambahan mutlak di perlukan. Pemberian pakan tambahan dimaksudkan untuk menjaga stabilitas produktifitas induk karena selama masa inkubasi telur 3-4 hari induk berpuasa sehingga pada proses pemijahan harus cukup cadangan energi dari pakan ikan. Pakan tambahan dapat berbentuk dedak, bungkil kedelai, bungkil kacang atau pellet. Pellet dapat diberikan 3 - 6 % per hari dari bobot induk. Selama proses pemijahan ± 7 hari dan pasca inkubasi telur yaitu setelah hari ke 8 - 12.
----------------------------------------------- semoga sukses --------------------------------------------------------
DINAS PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG MAS
Jl. Brigdjen Katamso
No. Kuala Kurun Kabupaten Gunung Mas
Propinsi Kalimantan Tengah 74511
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BALAI BESAR RISET BUDIDAYA LAUT DAN PENYULUHAN PERIKANAN GONDOL, BALI
Contact Person
NELA
KARTIKARINI, S.Pi
HP: 081251960907
Email: nekanelakartika@gmail.com
http://mediapenyuluhperikananrookie.blogspot.com/
Comments
Post a Comment